GIBRAN INI AKU BERKATA
Manusia dengan hasrat dan pikiran
Bagai kapal dengan kemudi dan layarnya
Gibran yang berkata, bukan aku...
Bila cinta memanggilmu, ikutlah...
Walaupun jalan yang kau lalui terjal dan berliku.
Bila sayapnya merengkuhmu, pasrahlah...
Walaupun pedang yang tersembunyi di balik sayap itu akan melukaimu.
Jika dia bicara padamu, percayalah...
Walau ucapannya akan membuyarkan mimpi-mimpimu, bagai angin utara yang memporak-porandakan taman.
Kahlil yang berucap, sumpah! Bukan aku...
Andai aku bertemu penyair legenda itu,
Aku ingin berucap dan bergumam...
Aku bukan nahkoda yang baik...
Si pahlawan yang berjuang menerjang ombak badai kehidupan dan tetap perkasa
Harus kukemudikan kemana kapal raga ini?...
Meski berkemudi namun awan gelap dalam badai sembunyikan mata sang angin
Meski memiliki layar, hanya akan terkekang jemari topan yang perkasa
Rapuh perahuku kuanyam dari kayu yang layu,
Kini menantang barisan karang menjulang bagai benteng perang.
Kakiku sudah terlalu berdarah dan kini bernanah
Mengejar bayang dijalan terjal kejar cinta yang tak kupunya
Dalam dada aku tak berdegup jua, nafas tersengal terhalang pedang menancap
Direngkuh sayap meski dalam hangat tapi tak bernyawa
Ku ikut tiap kata, percaya dengan jiwa kuberi raga....
Kudapat hanya duka, luka, derita karna cinta yang tak pernah ku bersua....
Cikudapateuh,31 Agustus 2005,
Cavoen Yosifus 99T420
No comments:
Post a Comment